Pada jaman dahulu di suatu tempat dengan posisi geografis sebelah utara
kota Banyuwangi merupakan wilayah yang dikenal sebagai tempat yang tandus dan
berbatuan. Wilayah tersebut memanjang ke utara sepanjang pantai dan belum
banyak orang yang menghuninya kecuali beberapa keluarga perantau yang hidup
sederhana dan bergerombol. Dari beberapa keluarga tersebut mencoba berinisiatif
menanam pohon-pohon sebagai tanaman produktif maupun tanaman tanaman peneduh,
ternyata tidak banyak yang hidup atau cocok karena tandus dan panasnya iklim di
daerah tersebut juga karena struktur tanahnya yang bebatuan. Hingga suatu-waktu
ditemukanlah tanaman yang cocok untuk wilayah tersebut yaitu pohon kelapa dan
tanaman kelor yang akhirnya banyak ditanam memenuhi wilayah tersebut.
Setelah
beberapa tahun kemudian, ketika banyak tanaman kelapa yang sudah besar dan
saatnya panen ada sebuah keluarga di antara beberapa penghuni daerah tersebut yang
hampir mengusai lebih dari setengah wilayah dan setengah lagi dimiliki oleh
tidak banyak keluarga lagi. Oleh karena itu untuk memanen kelapa rasanya sangat
membuat kewalahan, hingga sewaktu-waktu terpikir oleh keluarga-keluarga
tersebut untuk membuat semacam kendaraan khusus dari kayu yang ditarik dengan
sapi,sebagian keluarga cukup memakai bantuan tenaga kuda piaraannya yang
kaki-kakinya dilapisi dengan sepatu sebagai pelindung di daerah yang cukup
banyak batuannya tersebut. Lalu karena daerah tersebut sudah semakin pesat
daaerah perdagangannya, ada sekelompok orang dari daerah lain yang bertanya-tanya
apakah nama desa tersebut. Sampai pada akhirnya berita tersebut sampai
ketelinga saudagar yang menguasai sebagian daerah tersebut untuk memberi nama
daerah tersebut sebagaimana yang diinginkan oleh orang-orang daerahnya.
Akhirnya sang saudagar sekaligus kepala daerah tersebut memutuskan untuk
memberinya nama yang didasarkan atas kejadian sehari-sehari di daerah tersebut yaitu
ketika panen kelapa dengan menggunakan kendaraan dokar atau cikar dan kelapa
tersebut dibawa ke daerah lain karena strukrur tanah yang bebatuan terdengarlah
suara klotak… klotak… klotak… dari roda kendaraan dokar atau cikar tersebut.
Dari sinilah sang saudagar berinisiatif memberi nama daerah tersebut dengan
sebutan Klotak. Tetapi dengan adanya perkembangan jaman, orang di daerah
tersebut dan sekitarnya lebih mengenalnya dengan sebutan Klatak. Dan pada
akhirnya daerah tersebut terkenal dengan julukan Desa Klatak hingga saat ini.
Penulis : Rumaisah
Kelas : X9
No.Absen : 25
Referensi : Didasarkan pada cerita yang berkembang di
daerah
sekitar tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar